Social Icons

Pages

Featured Posts

Sabtu, 26 September 2020

Cara Menimbulkan Kepekaan pada Diri Kita

 

Ada beberapa cara untuk menimbulkan kepekaan pada diri sendiri yaitu :

1.       Membuka hati dengan keadaan sekitar

Contohnya, misalkan saat ini kita terlibat didalam suatu organisasi sosial, namun hati kita sendiri tidak tergerak untuk itu, bergabung hanya sebagai ajang ikut-ikutan dan eksis semata, maka kita tidak akan benar-benar bisa menumbuhkan rasa jiwa sosial dan empati dalam diri kita.

 

2.       Memahami emosi pribadi agar bisa memahami emosi orang lain

Memahami emosi pribadi supaya bisa merasakan emosi yang sedang dirasakan orang lain. Supaya kita sebagai manusia bisa menempatkan diri sesuai keadaan yang terjadi.

 

3.       Mencoba peduli pada lingkungan sekitar

Hal ini bisa kita jadikan pembanding agar kita tahu cara dalam bersikap dan menempatkan posisi di lingkungan sekitarmu. Sehingga kita nanti tahu bagaimana harus berperilaku dan berinteraksi pada masyarakat sekitar.

 

4.       Menjadi pendengar yang baik

Menjadi pendengar yang baik dan tidak mencoba menyela pendapat orang lain adalah salah satu bentuk Tindakan untuk mengerti keadaan lawan bicara. Sehingga, akan menimbulkan rasa empati dan peka pada diri sendiri.

 

5.       Memahami kondisi orang lain

Untuk dapat memahami keadaan yang dialami orang lain tentu kita perlu untuk merasakan dan membayangkan pada kejadian yang dialami orang tersebut. Dengan begitu kita akan lebih peka dan mengerti tentang apa yang orang rasakan, terlebih jika kita pernah mengalami hal serupa. Kita jadi tidak akan kesulitan dalam merasakan gejolak emosi yang dirasakan orang lain.

 

6.       Sering membantu sesama

Bantuan yang kita berikan pada orang-orang disekitar dapat merangsang kita untuk melihat lebih jauh perasaan dan kesulitan mereka, sehingga dapat membangkitkan rasa empati kita pada sesama.

Sabtu, 24 Oktober 2015

Cerita Klise III : HARAPAN "WISH"

Cerita klise kali ini akan membahas tentang sebuah HARAPAN.
Yup right, harapan.
Menurut kalian apasih yang dimaksud harapan?
Apasih arti dari harapan itu sendiri?
Apasih yang membuat kalian berharap?
Usaha apasih yang udah kalian lakuin untuk ngewujudin harapan itu?
So, gue akan berbagi tentang apa itu harapan menurut versi gue.

Kamis, 15 Oktober 2015

KEBODOHAN SEMATA

Suatu kata indah
Merabgkai sanubari hati merekah
Tak segan diri ini melangkah
Ke suatu jejak yang terarah

Sungguh nikmat kuasamu tuhan
Tak pantas diri ini mengesampingkan
Buta, akan suatu kenikmatan
Tuli, akan suatu pencerahan

Bodoh sekali lagi bodoh
Tak sadarkah engkau akan berkah
Kesederhanaan yang mewah
Keikhlasan yang megah

Tak pantas kau membandingkan
Suatu keberkahan Tuhan
Keindahan yang tak terlupakan
Balasan yang dinantikan

My fourth creation in my blog, just a little word

Selasa, 30 Juni 2015

Project 1 : Unbelievable Part 2

Entah apa yang terjadi, pagi ini terasa aneh. Kurasa hari ini akan kulewati dengan keganjilan - keganjilan yang lainnya. Tapi, tetap ibuku masih ibu yang seperti dulu hangat, selalu menyapa di setiap pagi, menghidangkan makanan dengan rapi dan penuh senyum. Begitu juga ayah, ia selalu bersemangat setiap hari tak ada raut lesu yang tampak di wajahnya. Selalu ada motivasi yang ia utarakan setiap pagi kepadaku dan ibu. Meskipun, aku tahu mereka berdua juga mempunyai banyak masalah.

Ayah dan ibu selalu tersenyum di hadapanku, karena itu aku juga akan selalu tersenyum di hadapannya. Tapi kali ini, tak bisa aku sembunyikan raut muka kebingungan. Entah apa yang harus aku lakukan sekarang ini. Dan tanpa kusadari ayah dan ibu sedari tadi melihatku. Memperhatikanku yang sedari tadi memasang wajah gelisah.

"Ara, kalau kamu punya masalah. Sebaiknya ungkapkanlah! Jangan kau pendam sendiri." Kata Ayahku menasihati
"Yah, anu..." Jawabku gagap
"Ada apa memangnya Araku sayang?" Timpal ibuku penuh dengan kehangatan
"Mah, anu... Ara..." Jawabku bingung
"Kenapa sayang?" Ibu kembali bertanya
"Eh enggak, Ara cuma mau bilang hari ini ara ada janji sama Ali mau ngerjain tugas bareng. Jadi pulangnya agak telat mah." Jawabku bohong
"Ya ampun Ara sayang, begitu saja kamu bilangnya susah sekali. Pake acara anu anu segala, nggak kaya biasanya. Ya nggak papa, Ara. Biasanya aja kalo pulang telat, kamu cuma nelpon doang. Hari ini kamu aneh sekali, Ra."
"Eh, enggak kok mah. Ara nggak aneh. Beneran deh, hari ini Ara mau ngerjain tugas di rumahnya Ali. Sama temen - temen yang lain juga." Jawabku sedikit bohong tapi memang ada tugas yang harus aku selesain dengan Ali tapi tidak dengan teman - teman yang lain.
"Ya sudahlah kalo begitu adanya. Ayah hanya bisa berpesan hati - hati dan janfan sampe pulang malem. Sebelum maghrib sudah sampe rumah. Inget itu, Ra!" Timpal ayah menasihati
"Siap Ayah! Ayah memang ayah yang paling ganteng deh." Rayuku kemudian menghilangkan sejenak keanehan itu.
"Wah, muncul lagi Ara yang Ayah kenal. Pintar merayu." Canda Ayahku
Aku hanya cengengesan mendengar jawaban ayah yang penuh dengan senyum manis. Ayah dan ibu memang selalu begitu. Mengerti keadaan sang putri tercintanya. Dan karena kebaikan dan keramahan mereka di keluarga ini, aku sangat sayang sekali dengan mereka. Tak ada yang menandingi rasa sayangku pada mereka.

***
Jam pun sudah menunjukan pukul 06.05 , itu artinya aku harus berangkat sekolah. Dan Ayah harus berangkat kerja. Sebenarnya, setiap pagi ayah selalu mengantarku ke sekolah tapi kali ini aku hanya ingin berangkat sendiri.

Menyusuri jalan kota menggunakan angkot dengan keadaan bising dan super padat serta polusi yang mengganggu membuatku berpikir adakalanya lebih memilih diantar ayah pergi ke sekolah. Hal ini membuatku pengap dan susah bernafas, apalagi keadaan di angkot yang penumpang sudah penuh tapi pak sopir tetap saja memasukan penumpang lagi.

Keadaan penuh dengan polusi dan kebisingan. Pengendara motor yang seenaknya saja menyelinap diantara keramaian mobil, penjual koran yang sudah sedari pagi bolak - balik menyusuri sela jalan menjajakan koran update hari ini, tiba - tiba saja sekelebat angin muncul melesat menyusuri sela jalanan yang kosong. Mengacaukan jalanan yang sedari tadi padat tak merayap. Dedaunan yang jatuh di jalan berterbangan entah kemana arahnya. Membuat semua orang berhenti melakukan aktivitasnya. Entah itu yang sedang berjualan koran, entah itu yang sedang bertugas mengatur lalu lintas, entah itu para sopir angkot ini, entah itu penumpangnya. Tapi anehnya, semua itu seakan diam sejenak dan tak bergerak seperti boneka. Ini seperti kejadian yang ada di film - film animasi action. Dunia seakan berhenti melakukan aktivitasnya hanya orang yang mempunyai kekuatan besar dan membuat kejadian inilah yang masih bisa melakukan kegiatan yang mereka inginkan.

Aku seakan melihat jelas kekuatan menakjubkan ini. Dan disini hanya akulah yang masih bisa melihat, mendengar, mengerjakan apapun yang aku inginkan. Kekuatan besar seperti halnya yang aku miliki tapi beda pengaplikasiannya.


***


Tak sadar dengan waktu yang terus berjalan, aku baru sadar kemudian setelah melihat jam tangan sudah menunjukkan pukul 06.40 ,  membuat serasa ingin menghilang dan cepat berada di sekolah. Tak ingin aku dihukum oleh guru yang paling killer di sekolah. Memang sudah tugasnya mengatur kedisiplinan sekolah, mengatur murid - murid yang terlambat. Sekalinya dia melihat ada siswa yang terlambat masuk, langsung pasang muka tajam menusuk pikiran para siswa. Karenanya semua siswa agak takut dengannya, tapi sebenarnya dia itu adalah guru yang paling baik dan adil. Saat mengajar dan memberikan skor nilai, dialah yang paling subjektif. Tak memandang asal usul siswa, terkenal atau tidaknya siswa, cantik atau gantengnya siswa. Dia adalah salah satu guru favoritku dan guru yang paling dituakan disini. Aku selalu senang melihatnya tersenyum, jarang - jarang ia tersenyum. Sekalinya senyum, bagai kopi pahit tak jadi pahit karena sudah diberi manis senyumnya.

"Ah, gawat. Bisa telat kalo begini jadinya. Gimana inih? Mana ini mobil gak jalan - jalan. Pengen banget rasanya menghilang" Celotehku sendiri tak ada yang menyadari
"Ya allah, aku pengen langsung nyampe sekolah. Biar gak dihukum, Bismillahirahmanirahim." Berdoa ala siswa yang sedang panik dan tidak menghiraukan logika dengan memejamkan mata

Aneh, setelah membuka mata dan melihat sekelilingku. Keadaan sudah berubah, bukan lagi di dalam angkot yang pengap dan berdesakan. Masih di dalam sebuah ruangan namun bukan angkot tadi. Masih pengap dan memang tidak berdesakan. Tapi, ruangan ini agak berbau menyengat. Setelah kusadari, sepertinya aku mengenal ruangan ini. Dan ternyata apa? Ini adalah toilet sekolahku, aku tahu persis. Dan pagi hari begini, tentu petugas pembersih belum menyambangi toilet. Karenanya bau menyengat itu terasa sekali.

"Ah sudahlah, waktunya masuk kelas. Hal ini aku pikirkan lain kali aja. Pusing kalo dipikirin terus tuh. Jadi belibet banget" Pikirku seketika dan langsung keluar toilet menuju kelas ternyamanku karena bel peringatan masuk sudah berbunyi

***

Waktu pelajaran berlangsung, tapi konsentrasiku bukan masalah pelajaran. Hal aneh yang datang bertubi - tubi membuatku semakin risau. KOK BISA, aku sekejap mata telah berada di toilet sekolah.  Padahal aku sadar masih ada di dalam angkot dan melihat kejadian aneh itu berlangsung dengan sekejap. Semua seakan terhenti dan orang yang melesat dengan kecepatan roket. Dan ditambah lagi aku yang hanya memejamkan mata telah berada di toilet sekolah. Pagi hari ini sudah sangat menguras pikiranku. Belum juga pelajaran pertama selesai, sudah sangat melelahkan.

"Eh, Ra. Lu kenapa? Bengong, diem kaya orang cengo luh!" Tangan Ali menggoyahkan tanganku yang sedang kaku menopang dagu.
"Aduh Ali sakit tahu. Lu mah nyenggol nyenggol gak kompromi. Untung kepala gue gak kepentok meja." Balesku jutek
"La elu, dari tadi bengong mulu. Biasanya lu lancar nulis setiap pelajaran. La ini cuma diem aja, kaya ulet nyampe pelajaran selesai." Klaimnya membela diri
"Kaya ulet? Lu kali yang kaya ulet. Enak aja lu ngatain gue kaya ulet."
"Emang kenape sih luh? Kaya banyak pikiran. Barangkali gue bisa bantu, Ra?" Usul Ali dengan bijaknya
"Gak tahu ah, Li. Banyak kejadian aneh - aneh belakangan ini. Kamu masih inget kakek - kakek yang waktu itu kan?" Tanyaku meyakinkan kembali
"Iya inget banget, Ra. Emang ada apa dengan si kakek - kakek itu? Dan apa hubungannya dengan kejadian aneh belakangan ini?" Tanya Ali antusias dengan gayanya yang super kepo
"Gue pikir, si kakek itu bukan kakek biasa Li. Karena semenjak kedatangannya, kejadian aneh pun muncul berturut - turut."Jawabku menjelaskan
"Kejadian aneh macam apa menurutmu, Ra?"
"Lu jangan shock ya! Masa setelah kakek itu datang gue merasa punya kekuatan hebat gitu ya, Li. Gue bisa mindahin barang tanpa menyentuhnya, bisa ngebaca pikiran orang, dan tadi gue bisa ngilang Li. Coba lu bayangin? Di dunia ini, di negeri ini, di jaman ini. Apa masih ada yang semacam itu? Itu mustahil, Li. Gue heran, it's suspicious."Jelasku ke Ali
Tapi Ali tidak menunjukkan tampang shock, heran atau apapun.
***






Sabtu, 20 Juni 2015

Project 1 : Unbelievable part 1


Jika sesuatu yang tak nampak terbaca jelas oleh sebuah mata tak berjubah. Mungkinkah ini sebuah pertanda keajaiban yang Allah berikan kepada kita insan lemah tak berdaya. Apakah sesuatu yang tak normal itu wajar diantara kita manusia biasa?

Suatu hal yang tak biasa dimiliki seorang manusia. Medis pun tak bisa memperkirakan apa yang terjadi. Ini hanya asumsi kita saja, percaya atau tidak hal itu ada di dunia fana ini.

Kekuatan indra keenam pun kalah saing dengan kekuatan ini.
Tapi sekarang hal yang tak wajar itu semakin lama kian nalar di telinga dan pandanganku. Hal itu bukan lagi menjadi hal yang fatamorgana. Melainkan, nyata dan telah ada di dunia.

Aku mempercayai hal itu, karena apa? Hal itu terjadi juga pada diriku sendiri. Kekuatan yang mampu mengendalikan benda dari jarak jauh. Serta kekuatan membaca pikiran dan aktivitas yang tak diketahui.

Hal itu muncul secara tiba-tiba. Tak sadar telah ada dalam diriku sebuah kekuatan besar. Terbenam dan terpatri lincah reflek kekuatan itu.

Seperti halnya saat aku berbicara dengan ibuku. Seakan dia tak percaya apa yang aku perbuat sebelum dia menyuruhku melakukannya. Padahal sebelumnya aku mendengar dia berkata "Ara, ambilkan terigu di lemari atas" . Tapi sebenarnya ibuku belum mengatakan apapun untuk memerintahku. Hanya pikirannya saja yang berbicara.

Entah apa yang terjadi pada diriku. Aku sendiri bingung dengan keadaan ini. Dan kekuatan ini belum seberapa dari apa yang pernah aku lakukan belakangan ini. Ini ANEH, ANEH sekali menurutku.

***

Setelah kupikir, hal ini mulai sering muncul semenjak aku berpapasan dengan kakek tua 2 minggu yang lalu. Dan dia berkata "Anak muda, kemampuan hebat bukanlah segalanya. Tapi, kemampuan hebat dengan pikiran yang tulus itu nantinya akan membawa kebajikan untukmu. Maka, gunakanlah kemampuanmu itu untuk menolong. Jangan menjadi makhluk yang angkuh nan sombong. Atas kepintaran, kekuatan yang telah Allah berikan kepadamu. Sekali lagi, kakek hanya bisa berpesan kepadamu anak muda. Gunakan sebaik mungkin kemampuanmu itu. Dan jika kalian membutuhkan bantuan, kakek akan selalu ada di dekat kalian"

Aneh memang, kenapa kakek tua itu bernasihat seperti itu. Kupikir hanya untuk memperingatkanku saja agar tidak jadi anak yang sombong. Waktu itu, aku bersama ali sedang membahas project karya tulis tentang wisata Bali di sebuah taman dekat rumah. Tiba - tiba saja seorang kakek mendekati kami dan bernasihat selayaknya guru spiritual.

Ali yang mukanya memang udah cengo makin cengo aja setelah mendengar nasihat kakek tua itu. Karena apa? Perkataan terakhir yang kakek tua itu lantangkan membuat kita semakin penasaran aja, mengapa si kakek ini bicara seperti itu.

"Dan jika kalian membutuhkan bantuan, kakek akan selalu ada di dekat kalian" Begitulah pernyataan terakhirnya sebelum meninggalkan kami.

Muka cengo Ali waktu itu menjadi serius dan bener - bener penasaran. Sama seperti diriku, seraya masih mengerjakan tugas pikiran atas nasihat itu seringkali muncul sesekali.

"Ra, kamu ngerti gak sih tadi si kakek ngomongin apa?" Ali membuka pembicaraan karena kebingungannya memuncak

"Aku tahu kok, kita gak boleh jadi orang sombong meskipun kita punya kepintaran, kemampuan dan mungkin kekayaan. Kita harus saling menolong, jangan angkuh. Karena sebenarnya angkuh dan sombong itu akan merusak pada diri kita sendiri." Penjelasanku muncul sekelonyor tanpa menambahkan pernyataan terakhir yang diutarakan si kakek. Karena akan membuat kita sendiri bingung dan tak segera menyelesaikan tugas.

"Tapi bukan itu yang kumaksud, Ara. Perkataan terakhir si kakek itu. Apa kamu gak memahaminya?" Rasa penasaran Ali pun bertambah.

"Aku paham kok, dia akan selalu ada didekat kita." Aku menambahkan sependek - pendeknya penjelasan.

"Nah itu, Ra. Dia akan selalu berada didekat kita? Apa maksudnya itu?"

"Sudahlah, Li. Kita selesein tugas Bu Indah ini dulu. Biar senen besok bisa kita kumpulin. Masalah itu, kita selesein nanti. Okeh!" Pintaku

***


Pertanyaan sama yang diutarakan Ali 2 minggu lalu mulai terngiang kembali. Entah kenapa pernyataan si kakek itu menjadi persoalan sekarang. Semenjak aku memiliki jelas kekuatan - kekuatan aneh. Tapi, hal ini tidak aku ceritakan ke siapa pun. Aku bingung. Cerita ke siapa? Cerita darimana? Hal ini sekejap saja muncul, dan lagian aku belum memahami semuanya.

Tapi semua itu, bakal terungkap seiringnya waktu berjalan. Dan aku pun tak mungkin bisa menyimpan rapat - rapat hal ini selalu. Akan ada waktunya semua orang tahu ini. Mama, papa, guru-guru, temen - temen dan semuanya. Mereka pasti akan memngetahui ini kelak nanti.

Malam dingin menusuk tubuh yang lunglai ini. Penat masih terasa berat untuk musnah disekujur tubuh. Hati terasa resah dengan sebuah ketidakjelasan ini. Seraya pikiran rumit dan mata mulai berat untuk terjaga, akhirnya kuputuskan untuk tidur menghilangkan sejenak pikiran yang mengganggu otak.





Sabtu, 14 Februari 2015

Cerita Klise II

Pernahkah kamu ada dalam kemewahan?
Tapi semua itu tidak nyaman?
Pernahkah kamu berada didunia yang bukan untukmu?
Dimana semua keinginan tercapai tapi kenyamanan entah kemana arahnya.
Pernahkah kamu mencoba untuk berusaha keluar?
Pergi ke duniamu

Kota Efora

Just rewrite my creation at 2013.  This is one of my creation when i think about future, strugle and wish.

This is "Kota Efora"

Kota efora lusuh dan layu
Karena ada suatu tamparan yang menyiksa kalbu
Ada tantangan yang membuat risau
Ada cedera yang membuat celaka
Ada hembusan yang menyayat hati
Tapi cinta dan kasih
Memberikan bukti
Untuk kami
Bisa berdiri
Mengacungkan jari
Dan meraih mimpi


By : -A- Afifah Syata
 
Blogger Templates